tips n trik ibu dan balita anda

Sindrom Orangtua Dengarkan Anak Seadanya?

Sindrom Orangtua Dengarkan Anak Seadanya?

Jakarta, Ketika tengah asyik melakukan aktivitas dan si kecil bertanya atau mengajak bicara, pernahkah Anda menjawab pertanyaan anak ala kadarnya dan justru tidak ngeh dengan apa yang dikatakan si kecil? Jika ya, berarti Anda telah melakukan yang disebut half listening syndrome.

Diutarakan psikolog Ajeng Raviando, half listening syndrome merupakan kecenderungan orang tua mendengarkan anak separuh-separuh. Dengan kata lain, orang tua seperti mendengarkan apa yang dikatakan anak, padahal tidak.

"Biasanya hal ini terjadi saat ayah atau ibu fokus dengan suatu hal. Atau memang orang tuanya cenderung cuek dan tidak peduli dengan perkembangan psikologi anak," tutur Ajeng, ditemui usai Grand Launching 'One Stop Shopping for Mom and Baby' di Transmart Carrefour Super Center, Cikokol, Tangerang, Jumat (10/10/2014).

Menurut Ajeng, sedang fokus mengerjakan sesuatu bukan berarti orang tua harus mengabaikan anak yang bertanya atau mengatakan sesuatu. Misalnya saja ketika di mobil, orang tua sedang menyetir lalu anak bertanya tentang suatu hal.

Dikatakan Ajeng, ayah atau bisa bisa menjelaskan jika mereka sedang menyetir dan harus fokus terlebih dulu. Maka dari itu apa yang ditanyakan atau dikatakan anak sebaiknya dilanjutkan nanti ketika sampai di tempat tujuan atau saat lampu merah. Dengan begitu, anak juga bisa mengajarkan etika di perjalanan.

"Jangan anak malah disuruh diem gitu. Beri tahu nanti ya kalau lampu merah boleh kamu nanya. Kalo lagi nyetir kan kita harus fokus, kalau nggak nanti bahaya buat kita," lanjut psikolog dari Teman Hati Konseling ini.

Dengan berusaha menanggapi apa yang dikatakan anak, secara tidak langsung orang tua bisa melatih mereka untuk berpikir dan bersikap kritis. Justru, tipe orang tua yang cuek dan cenderung membiarkan anak melakukan apapun sendiri tanpa adanya kepedulian, bisa menjauhkan kedekatan (bonding) orang tua dan anak.

"Anak yang minim perhatian kecenderungannya akan punya gangguan psikologis di masa depan. Dia sering cari perhatian karena nggak mendapatkannya di rumah. Kalau di sekolah dia bisa jadi anak yang nakal, teriak-teriak, atau bahkan kleptomania," tutur Ajeng.


share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Unknown, Published at 4:44 PM and have 0 comments

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers

Anak Dan Bimbingan

Protected by Copyscape Web Plagiarism Finder

Info Terbaru

Seputar Obat

Interior Anak

Protected by Copyscape Web Plagiarism Finder
More on this category »

Seputar Kehamilan

More on this category »